Urusan menunggu seorang anak sebenarnya susah-susah gampang. Artinya tidak terlalu susah, juga tidak terlalu gampang. Inilah yang saat ini sedang saya hinap-menungkan.
Bukan bermaksud lebay, namun penantian selama tiga tahun sejak menikah sampai dikaruniai seorang putra ternyata cukup menyedihkan. Pada bulan-bulan pertama menikah, pertanyaannya masih sederhana.
"Sudah ada tanda-tanda?".
Jawabannya juga sederhana, "Belum" dan si penanya hanya senyum sambil bicara topik yang lain.
Melewati tahun pertama, pertanyaan makin intensif, "Anakmu sudah lahir?"
Jawabannya mulai berujud penyangkalan "Belum, karena belum hamil".
Lalu teman-teman yang baik mulai menyodorkan berbagai macam terapi disertai sekantong nasehat. Makanlah ini, minumlah itu, cobalah ini, cobalah itu.
Masalah akan terjadi bila yang bertanya adalah teman lama. Ungkapan mereka lebih jenaka sekaligus mengesalkan, "Kejantananmu tidak terbukti !!". Ups.. TERLALU
Sebenarnya saya tidak terlalu terbebani karena belum dikarunia Tuhan seorang putra. Secuek saya biasanya, secuek itu pula saya menghadapi cobaan ini. Toh Nabi Ibrahim dan Zakaria saja mesti berkuah-kuah dulu untuk mendapatkannya. Apatah lagi awak yang lemah ini.
Ternyata kecuekan itu tak bisa lagi dibiarkan ketika pertanyaan terus mengalir bak banjir. Yang ditanyakan sudah bukan lagi tentang sudah punya anak atau belum, namun sudah bertanya jumlah. "Sudah berapa anakmu saat ini?" Wah.. makin ribet.
Akhirnya sejak usia pernikahan menginjak tahun kedua, saya merumuskan sebuah jawaban baru. Tujuannya untuk membungkam pertanyaan yang deras.
"Sudah punya anak?"
"TIDAK"
"Lho, belum atau tidak?"
"TIDAK"
Hehehe, dan benar, pertanyaan pun terhenti, nasehat tak lagi datang, saran-saran pun diam. Amanlah dunia sedikit.
Lalu, ketika ayah mertua baru saja meninggal, saya dapat tugas melalukan penelitian ke suatu daerah. Dan di saat itulah istri saya berkabar di balik telepon.
"Bang, positif"
Langsung saya berjingkrak kesenangan, sujud syukur sambil berteriak tertahan.
"Terbukti sudah kejantananku !!!"
Saat itu saya telah menikah selama 2 tahun 5 bulan.
---- Depok, 22 Juni 2011. Sedang jadi suami siaga ----
0 Comments